Rabu, 12 Januari 2011

Masalah kejiwaan mengintai kita

Posted by Harry Rizka at 21.07
akhir - akhir ni gw kembali tertarik dg masalah kejiwaan (bukan, bukan karena gw mengalami gangguan kejiwaan, enak aje lu). Sebenernya emang udah lama gw tertarik sama kejiwaan, malah pas sma gw pengen masuk ke jurusan psikologi (kata temen2 "jangan deh, Har, ntar pasien lo tambah gila" emang teman gak berperiketemanan lo semua), tapi akhirnya malah terjun ke dunia kimia.


Sakit ini, berbeda dengan sakit yang lainnya. Kalo luka, atau sakit malaria (kenapa mesti malaria? terserah gw donk), kita tahu lah gimana cara penyembuhannya, tahu tuh sakit bentar lagi bakalan sembuh atau kagak. Lha, tapi kalo penyakit jiwa (penyakit jiwa bukan cuma gila ya, inget itu)? Cuma yang sakit yang tahu gimana keadaannya (except the medical team, of course), sedangkan yang sakit gak ngerasa kalo dia lagi sakit. Nah lho?


Setelah gw searching2, gw dapet info dari web ini kalo gejala awal orang yang kena penyakit jiwa tuh :


1. Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus.
2. Sering berpikir / melamun yang tidak biasa.
3. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun.
4. Paranoid (cemas / takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau dicemaskan.
5. Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan.
6. Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
7. Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.
8. Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
9. Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
10. Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.


Gw udah sering mengamati orang2 yang depresi (ya, ya, gw emang gak ada kerjaan) di lingkungan gw, ini baru yang depresi ya, bukan yang udah gila, ciri - ciri di atas emang bener kok, kecuali yang no 5 & 6, gw gak tahu, mungkin itu yang udah parah. Orang yang depresi sering duduk lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ... banget, terus emosi nya berubah - ubah, kadang dia normal, ngomong kayak biasa, tapi gak lama berselang dia diem lagi. Suka cari - cari perhatian orang, bertingkah kayak anak kecil. Dan menghayal yang enggak - enggak, (mungkin) di pikirannya orang tuh ngejekin dia. Ngejekin apa? yah tergantung penyebab stress nya, kalo gara - gara belum kerja, dipikirnya orang ngejekin dia gara - gara belum kerja, kalo gara - gara belum nikah, dipikirnya orang mandang dia jelek gara - gara belum nikah, dll


Ngadepin orang kayak gitu emang gampang -gampang susah sodara - sodara. Diikuti kemauannya, eh malah semakin jadi, gak diikuti, dia jadi diem, kita ngomong dengan suara lembut, malah diomeli, ngomong dengan nada tinggi, dia jadi diem lagi. Yah, kalo udah kayak gini emang kita mesti serahin ke ahlinya, ke psikiater. Lho kenapa enggak ke psikolog?


Sebenarnya psikolog dan psikiater sama - sama menangani masalah kejiwaan. Jangan anggap psikolog cuma ngadepin masalah yang jiwa ringan - ringan doang. Psikolog pun bisa menerapi masalah gangguan kejiwaan yang berat. Bedanya psikiater  menggunakan obat - obatan dalam penyembuhannya, karena terkadang masalah kejiwaan mempengaruhi masalah biologis kalau psikolog cenderung dengan motivasi. Kapan ke psikolog & ke psikiater? Semuanya sama saja, toh nanti kalau diperlukan penanganan yang berhubungan dengan obat (seperti obat penenang) psikolog akan menyarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke psikiater. Untuk lebih jelasnya baca di link ini.


Waktu itu gw ngobrol - ngobrol dengan perawat di rs. kejiwaan, katanya yang sering masuk kesini itu orang yang introvert. Pasti banyak yang udah tau apa itu introvert, tapi gak ada salahnya gw jelasin lagi dengan pengetahuan gw yang pas - pasan banget (mumpung gratis juga). Kepribadian orang tuh terbagi menjadi 3, introvert, ekstrovert, and ambivert.
  • Introvert, orang dengan kepribadian ini cenderung tertutup. Gak suka sharing dengan orang lain. Menyimpan masalah sendiri.
  • Ekstrovert, kepribadian ini kebalikan dari introvert. Ekstrovert gak suka memendam masalahnya sendiri. Jadi setiap ada masalah pasti diceritakannya ke orang lain.
  • Ambivert, Kepribadian ini cenderung bisa menempatkan dirinya. Untuk hal-hal yang dianggapnya pribadi, dia gak bakal cerita ke orang lain, tapi untuk hal-hal umum dia bakalan cerita ke orang lain.
Nah, jadi buat kalian yang ngerasa memiliki kepribadian introvert, jangan suka memendam masalah sendiri. Ok, masalah belum tentu selesai meski cerita ke orang lain tapi itu bakalan ngurangin beban kita. Kalau pun segan untuk cerita ke orang lain, bisa cerita ke yang menciptakan kita, Tuhan YME, karena Dia Maha Mendengar.
Pikirkan masalah yang kita miliki dengan kepala dingin. Jangan membesar - besarkan masalah, karena semua masalah pasti ada penyelesaiannya.Apalagi berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan mengakhiri hidup. JANGAN PERNAH ! Tuhan tidak pernah memaafkan orang yang mendahului takdirnya.


Yah, setiap orang pasti pernah stress, tapi jangan sampai ke tingkat selanjutnya, yaitu frustasi. Kalo udah frustasi mudah untuk ke depresi, dan kalo udah depresi, tinggal selangkah lagi ke sakit jiwa. Na'udzubillah.
Makanya hati2, kalo stress, langsung tenangin pikiran, biar gak naik ke tingkat selajutnya....

0 comments:

Posting Komentar

 

Diary si Harry Hurry Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea